Selasa, 05 Juli 2011

My Own Fiction (Four)


Setiap detik. Usahaku untuk keluar dari kegelapan ini. Bangun dalam keadaan yang mencekam, terpuruk dalam kegelapan. Meraung meminta tolong. Kehangatan. Hanya itu yang kubutuhkan.

*BRUK!*
Ia terjatuh lagi. Hari ini aku membantu Myungsoo-oppa untuk berlari. Hanya saja, semakin lama aku bersamanya.  Langkahku semakin berat, seakan sang bumi ingin menarikku jauh darinya.

"Mustahil Hexu-ya, ini tidak akan berhasil. Kaki ini sangat berat!"

"Aniya! Kau hanya belum terbiasa! Anak-anak saja bisa main lari-larian dengan itu!"

Ia mengerutkan dahinya.
"Hei, nanti kusuruh kau lari sambil membawa ban mobil yang terikat di betismu, nah begitulah rasanya!"

Kulipat tanganku dan menjatuhkan diriku untuk duduk. "Bagaimana ya, caranya agar oppa bisa berlari lagi..."

Ia menghela nafasnya, mengacak rambutku dan berjalan pergi. "Sudahlah menyerah saja."

Enak saja dia mau menyerah! Aku bangkit dari dudukku. "Aniyo! Sudah mengacak-acak rambutku, mau nyerah lagi, ani! Ga boleh! Aku pasti akan menemukan suatu cara! Oppa tunggu disini!" Aku pun berlari.

Tapi kalau di pikir-pikir, anak-anak bisa berlari kok menggunakan itu, ya memang bentuknya memang berbe… Tunggu… Berbeda… AH! ITU DI… Kegelapan menyerbuku, kekuatanku hilang sepenuhnya. Ya, aku kehilangan kesadaranku… lagi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Entah sudah berapa hari kulalui.Sepertinya semakin lama, kegelapan itu datang semakin cepat... dengan rentang yang semakin lama.Pokoknya hari ini aku harus membawa anak itu. Kulangkahkan kakiku menuju pintu keluar. Aku bahkan tidak tahu aku dimana, tetapi saat kubuka pintu, disinilah aku, rumah sakit. Ada sesuatu di kantongku. Ah kertas, sepertinya nenek yang menulisnya.

“Kau tertidur lama sekali Hexu, jangan khawatir, nenek selalu membawa bekal untuk Myungsoo setiap harinya. Kalau kau sudah bangun, pulang ya ke rumah nenek.”

Nenek… sungguh baik. Kulangkahkan kakiku ke ruangan 202.
“Ah Hyeon?”

“Ah noona!”

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah memberitahukan rencanaku kepada Ah Hyeon, aku dan Ah Hyeon pun berjalan menuju ruangan Myungsoo-oppa. Tanpa sadar aku telah sampai di depan kamarnya. Aku menghela nafasku.
“Noona? Apa kau baik-baik saja?”
“Ne jangan khawatir.” Hanya saja sepertinya langkahku semakin berat untuk bertemunya.

Kubanting pintunya dengan keras. "MYUNGSOO-OPPA!"

"WOAAH!" Ia menjatuhkan majalahnya.

"Apa sih kau! Sudah hilang 5 hari, tidak mengunjungiku, sekarang mau membuatku sakit jantung!"

Ia benar-benar terkejut! Haha~  "Aku punya ide! Lihat! Ini Ah Hyeon dari ruang 202, anak ini juga memakai kaki palsu, tapi, lihat!"

Aku pun masuk bersama Ah Hyeon.

"Kau gila, aku sudah bilang, kakiku satu, tapi aku nggak mau jadi bajak laut."

Dia kira Ah Hyeon mau jadi bajak laut juga apa!  "Aniyo! Lihat! Ayo Ah Hyeon, tunjukkan!"
Ah Hyeon berlari ke ujung ruangan tanpa beban sama sekali.

"Kau... Kakimu.."

Ia tampak sangat terkejut.
"Err hyung, aku juga atlet sepertimu, makanya aku sengaja memakai kaki seperti ini supaya aku tidak kehilangan kesenanganku untuk berlari!", ucap Ah Hyeon bangga.

Ia bangkit dan memelukku dan Ah Hyeon. Astaga berada dalam pelukannya dapat membuatku tidak berpikir jernih!

"Gomawo, kalian.. Kalian membuatku sadar. Aku akan segera berlari lagi."

Iya, kau akan mencapai mimpimu oppa, tapi… Aku mendorongnya menjauh, setidaknya sekarang aku masih harus berpikir secara jernih. "Tapi, .. Uang dari mana untuk kaki palsu itu?"

Ia mendengus kecil. "Masukkan saja ke tagihan kartu ayahku, beres."

"Oppa.." Apa tidak apa-apa?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ia menggerak-gerakan kakinya. Ia menggunakan alat yang sama seperti Ah Hyeon. Sekarang kami akan mencoba berlari, errr sebenarnya hanya Ah Hyeon dan Myungsoo-oppa saja. Aku tidak mau ketahuan lelet dalam soal berlari. Saat aku berteriak mulai, Ah Hyeon dan Myungsoo-oppa berlari dengan cepat. Ternyata ia seorang atlet bukanlah sesuatu yang tak dapat ia buktikan. Ia berlari, seperti angin yang tidak mungkin kutangkap. Ia mencapai garis finish yang telah kami siapkan. Aku hanya bisa takjub melihatnya.

"Hei, tutup mulut kalian, tidak sehebat itu kok."
Ia menepuk kepala Ah Hyeon.  "Kelak kau akan jadi atlet yang hebat, dik!"
Ah Hyeon tersenyum dengah cerahnya. Mereka berdua sangat hebat, mereka seperti bintang yang menyinari hidup orang-orang termasukku. Seandainya aku bisa bersinar seperti mereka… Berhenti berkhayal Hexu, sadar!

"Sudah kuduga! Kau atlet yang hebat! Iya kan Hyeon? Kakak ini hebat kan?"

Ah Hyeon mengangguk menyetujui apa yang kukatakan. "Kelak aku ingin berlari secepat itu!"

Ia tersenyum, senyum yang tulus, sangat hangat. "Ah Hexu, aku.."

"Oh ya! Aku dengar oppa punya yeojachingu ya? Cieee, aku ingin melihatnya sekali-kali! Dia pasti cantik." Itu kudengar sebelum kecelakaan yang menimpanya terjadi. Dari siapa aku mendengarnya? Tentu saja dari ibu-ibu tetangga.

"Iya... Cantik."

"Ajak kesini dooong!"

"Aniya, kami sudah putus. Tidak ada yeoja secantik dia yang akan mencintai seorang namja cacat."
 "Sudahlah, itu cerita lama."

Kugigit bibir bawahku. Aish Hexu, kapan sih kau akan berbicara sesuatu yang tidak membuat orang lain sedih.  "M..mian, aku bertanya hal seperti itu.. Tapi.. Keterlaluan. Myungsoo-oppa adalah namja yang sangat baik, keadaan fisikmu bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan! Kau tetap keren dan baik ko.." APA YANG KUKATAKAN. Kututup mulutku. Aish Hexu! . "... Kok.."

Ia tertawa. IA MERANGKULKU. .  "Kau ini ada ada saja!"Ucapnya di sela tawanya. "Terima kasih, tapi sesuatu yang sudah terjadi.. Ya sudahlah."

Ia menepuk bahuku lalu berdiri, sepertinya ia ingin berlari lagi. Ah tidak lama-lama aku bisa stress kalau begini terus.  "Ah, aku mau mengantar Ah Hyeon ke kamarnya ya, sudah siang nih!"

"Ah oke, aku disini ya.."

Tidak… TIDAK! Kegelapan menguasai diriku lagi. Aku tertarik kembali kedalam kegelapan. Kapan cahaya akan menyayangiku? Apakah tidak bisa aku hidup dalam cahaya? Apakah ini nasibku? Aku tidak mau hidup dalam kegelapan selamanya. Myungsoo..

tobecontinued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar